Sering sekali kebahagiaan kita direnggut oleh orang lain hanya dalam hitungan detik, biasanya itu terjadi ketika kita bertemu dengan orang atau teman bahkan saudara yang baru ketemu lagi setelah sekian lama.
Dunia seakan baik baik saja terlepas dari masalah hidup yang dialaami, tapi ketika itu datang misal dengan ucapan pertanyaan yang tiba tiba datang "apakabar? Sekarang tinggal dimana? sudah menikah?, sudah punya anak berapa? ".
Jika pertanyaan itu semua bisa dijawab karena sudah memenuhi jawabanya tentu saja bagiku itu aman, allhamdulilah sudah menikah, sudah punya anak, tapi untuk tempat tinggal aku masih belum bisa jawab dengan enak karena belum mempunyai tempat tinggal sendiri.
Nah hal kecil dari pertanyaan itu ternyata mampu merusak mental walau hanya sedikit, kesehatan mental tiba-tiba berkurang beberapa persen. Aku jadi berpikir jika pertanyaan itu menyasar kepada mereka yang belum menikah atau belum diberi momongan, mungkin akan lebih menyakitkan walau sudah memiliki tembok dalam dirinya untuk menyiapkan tepisan pertanyaan itu.
Kesehatan mental itu akan dikuatkan dengan sendirinya memang kadang rasa sakit dibutuhkan untuk kita jadikan sebagai sentilan untuk dikembalikan kediri sendiri, berpikirlah positif mungkin Allah sedang mengingatkan kita bahwa sesuatu yang kita butuhkan akan mudah baginya, mungkin Allah sedang menggantikan kita melalui omongan orang lain, agar mental kita semakin kuat dan semakin yakin Allah akan berikan jalan keluar.
Jadi jangan biarkan omongan orang lain jadi sumber kebahagiaan kita, karena kebahagiaan kita bukan dari sudut pandang orang lain, kita yang berhak merasakan bahagia dan sedih itu bukan orang lain. Dan hanya kepada Allah kita berpasrah akan semua ketetapan qodho dan qodharnya.
Yang jadi heran kenapa gak ditanya udah punya rumah berapa atau udah punya mobil apa gitu yah wkwk. Kalo pertanyaan seperti itu malah biasa aja lho nerimanya gak serius gak akan sakit hati walau ggak punya pun. Tidak akan mempengaruhi kesehatan mental haha.
Kita memang tidak bisa mengatur orang lain untuk tidak mengatakan sesuatu yang tidak kita sukai, bisa jadi secara gak sadar mungkin dulu kita juga pernah melakukan hal itu, percaya tidak kalau segala perbuatan kita baik itu kebaikan atau keburukan kita bisa kembali lagi kepada kita. Kalau gak dibales didunia mungkin diakhirat.
Bagaimana menurut gen perintis percaya apa nggak?
Yang terpenting jaga kesehatan mental dengan selalu berpikir positif, tidak ada yang gak pernah melakukan dosa tapi menjadi lebih baik itu kewajiban bagi setiap manusia.
Salam sehat gen perintis,
Komentar
Posting Komentar